Minggu, 08 April 2012

Minggu pagi

Hidup seperti berada di roda, terkadang berada di atas terkadang berada di bawah, ini yang sering orang-orang katakan ketika kekalahan, kekecewaan menghampiri. Bagi saya hidup itu bagaikan sebuah permainan, entah mengapa saya merasa dipermainkan dengan segala hal yang terjadi. Apa ini hanya semacam keegoisan saya belaka? Terlalu banyak hal yang saya pikirkan, terlalu banyak hal yang saya membuat saya memilih untuk berdiam diri, pasif dan mungkin terlihat tiada guna. Pagi ini saya membaca salah satu blog teman, yah bukan teman yang sering saya sapa, iseng-iseng membuka blognya, membaca dan memberikannya komentar. Saya selalu merasa bahwa saya berbeda. Saya tidak seperti orang-orang lain yang begitu memiliki banyak kesibukan sosial, mengajar di rumah belajar yang menampung orang-orang tidak mampu atau sudah bersinar sejak usia dini dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan, menjadi bagian sebuah komunitas tertentu, mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri atau sekedar mengambil bagian dalam seminar-seminar yang diadakan di luar negeri. Saya mungkin terkadang merasa iri, iri karena mereka terlihat begitu bersinar, begitu aktif, peduli sosial, peduli sesama. Tapi, saya sadar itu adalah jalan yang banyak ditempuh oleh orang lain, saya ingin sesuatu hal yang berbeda, saya ingin menjadi saya tanpa harus menjadi sama dengan orang lain.

Saya menyadari, saya adalah pemikir. Saya terkadang menyadari bahwa saya memiliki pemikiran yang berbahaya, berbahaya jika orang lain mengetahui. Saya memutuskan untuk diam, sunyi dan senyap. Saya senang bermain-main dengan pikiran saya. Terlihat biasa saja diri saya, jika orang lain melihat saya dari luar, yah, karena saya memang biasa. Ini yang ada di pikiran saya, saya terkadang merasa tidak mampu, saya terkadang merasa malu, saya lebih banyak memutuskan untuk diam. Saya dan saya. Tapi, saya sadar mungkin sedari kecil saya terbiasa menjadi sendiri, sehingga membentuk karakter yang individualis, pemalu dan pendiam. Saya sadar untuk mencapai harapan saya mengeyam pendidikan di luar negeri, saya harus melakukan sesuatu yang mungkin berguna untuk sosial. Tapi saya begitu idealis dalam memandang kehidupan, saya tidak ingin menjadi pragmatis untuk mencapai harapan saya. Saya meyakini apa yang saya jalani saat ini adalah wujud cinta saya terhadap keluarga. Saya memutuskan untuk bekerja sambil menyusun skripsi. Berat, ini sungguh berat karena pekerjaan saya ini benar-benar membutuhkan konsentrasi tinggi. Disamping itu, saya memiliki harapan untuk melakukan hal lebih, hal lebih yang bermanfaat. Entah hal lebih ini apa.

Rencana penuh rencana, 2013 saya ingin menuju ke Switzerland. Saya ingin mengeyam pendidikan di sana. Oke, mungkin Switzerland bukanlah negara yang memiliki universitas impian seperti di Inggris, Amerika Serikat atau mungkin Belanda. Entahlah, saya seperti jatuh hati dengan Switzerland. Di samping itu, saya memiliki rencana untuk melakukan sebuah perjalanan jika nanti saya menetap di Switzerland. Sebuah perjalanan mengelingi Eropa Barat. Saya memilih Switzerland, karena di sana adalah negara yang tenang. Semoga dan semoga saya bisa mengenyam pendidikan di sana, semoga. : )

Tidak ada komentar: