Minggu, 08 Januari 2012

Bermimpi tapi tak memiliki mimpi

Kadang kala perlu dibangunkan dari lamunan yang panjang agar tersadar bahwa masa depan tengah menanti. Kadang kala perlu digertak bahwa apa yang terjadi bukanlah hanya untuk senang-senang belaka. Terkadang menjadi begitu absurd atas apa yang terjadi di dalam kehidupan. Kemarin baru lulus SMA, ikut bimbel sana-sini belajar sungguh-sungguh untuk dapat kuliah di perguruan tinggi idaman. Sekarang sedang memikirkan tema untuk pengajuan proposal skripsi. Seperti mimpi yang tidak dapat dibangunkan, terjadi begitu cepat membelenggu harapan. Mimpi selalu tampil dalam tidur seseorang dalam bentuk yang loncat-loncat, kesana kemari, tidak tentu arah. Semuanya seperti tidak ada yang merancangnya. Tidak ada alur, tidak ada latar yang jelas. Melompat sesuka hati. Ah, mimpi itu tidak memiliki hati ia hanyalah bunga tidur yang mengendap di bawah alam sadar. Bunga yang bisa muncul sebagai mawar, bangkai, melati, lili dan bunga-bunga yang lainnya. Warnanya berbeda-beda di tiap tidur orang lain. Siapakah yang tidak pernah bermimpi. Makna mimpi ini juga menjadi kabur ketika orang yang tidak bermimpi dalam tidurnya mengatakan bahwa ia akan meraih mimpinya untuk masa depan. Apakah mimpi yang ia sebutkan adalah mimpi bunga tidur belaka yang melompat-lompat alurnya, yang latarnya hanyalah ilusi belaka? Bukan, bukan mimpi disini adalah harapan, angan-angan yang dipaksakan hadir di alam bawah sadar agar terus ada dan menjadi penyemangat yang akan timbul ketika keterpurukan datang, ketika ia membaca sebuah cerita yang menggugah hati. Ini adalah mimpi. Panjang lebar sekali aku menuliskan hal yang tidak memiliki alur. Aku macam orang yang sering bermimpi tapi tidak memiliki mimpi. Aku macam orang yang suka di dunia mimpi tapi takut untuk menggapai mimpi. Aku seperti senang berarti di sebuah dunia yang nyaman dan enggan untuk beranjak. Ah, mimpi. Mari kita tidur.

Selamat malam.

Tidak ada komentar: