Bukan waktu yang seharusnya menjawab keadaan ini, bukan pula keyakinanmu bahwa aku akan berpaling kepadamu lagi. Tapi ini adalah tentang keyakinanku bahwa aku telah tidak memilihmu menjadi bagian dalam hidupku. Katamu aku terlalu menipu diriku, katamu aku terlalu bodoh masih memperlakukan diriku begitu kaku. Kamu salah! Aku memang seperti ini, selalu berfikir tentang apa dan siapa yang seharusnya berada di sisiku, tentang mengapa dan bagaimana apa dan siapa seharusnya mengisi hari-hariku. Itulah aku, rumit! Aku tidak ingin menerima atau memasukkan apa dan siapa ke dalam hidupku dengan mudah, aku akan benar-benar menyaring dan mengayak apa dan siapa yang akan berada di sisiku. Kali ini aku tidak ingin menerima begitu saja apa dan siapa yang seharusnya berada di sisiku. Aku adalah tuan terhadap diriku bukan keadaan ataupun bukan pula hati ini, yang suka meraung-raung melakukan ketidakpastian yang merusak nalar sehatku. Kamu tahu itu? Mungkin aku memutuskan untuk menjadi sendiri dan mengabdikan diriku pada dunia yang kucinta bukan pada kekolotan dunia dan kekakuan kontrak sosial yang ada di bumi. Ah, tapi kamu pasti berfikir bahwa apa yang terjadi diantara kita tidaklah dengan akal sehat untuk menjelaskannya, tapi ikuti sajalah kata hatimu. Itu yang terbaik. Aku tahu itu pasti jawabanmu, seperti perdebatan yang pernah terjadi di antara kita tentang hal ini. Lagi dan lagi, perdebatan ini tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah menemukan ujungnya, karena memang bertentangan dengan apa yang kuyakini dan memang disinilah garis pemisah antara kamu dan aku dalam memandang kehidupan. Aku bukan seseorang yang mau terjebak dalam kebiasaan yang dibuat manusia, aku ingin menjadi tidak biasa meskipun aku harus menerabas norma-norma yang kau yakini atau siapapun menyakininya. Kini bukan waktu lagi kan yang harus menjawab, tapi keyakinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar